Ada yang bisa kami bantu?
1) Penyebab/etiologi
Agen penyebab hog cholera adalah virus single stranded Ribonucleic Acid (ssRNA) dari genus Pestivirus termasuk famili Flaviviridae. Virus HC berada dalam genus yang sama dengan virus bovine viral diarrhea (BVD). Virus berbentuk bulat helikal atau tidak teratur dan berukuran antara 40-50 nm dengan nukleokapsid berukuran 29 nm. Materi genetik virus tersusun dari RNA beruntai tunggal (ss-RNA) berukuran panjang 12,5 kb. Virus HC memiliki amplop yang pada permukaannya terdapat peplomer berukuran 6- 8 nm. Struktur amplop tersebut tersusun atas glikoprotein. Virus HC mempunyai sifat antigenik dan virulensi yang bervariasi. Ada beberapa strain virus HC yang diketahui sangat ganas (virulen) seperti strain C (China), Weybridge (Inggris), Diepholz 1/Han94 (Jerman), Brescia (Brasilia), ALD, Niigata/1966, Hokkaido/ 1966, Yamanashi/ 1969, Fukuokal l977(Jepang). Strain yang tidak ganas seperti strain Baker A (Amerika Serikat), NSW (New South Wales Australia), 333, GPE+ dan GPE- (Jepang)
2) Gejala Klinis
Penyakit dapat berjalan perakut, akut, subakut, kronis atau tidak tipikal. Bentuk klasik HC merupakan infeksi akut yang disertai demam tinggi, kelesuan, penurunan nafsu makan dan konjungtivitis. Gejala muncul setelah masa inkubasi 2-4 hari, diikuti adanya muntah, diare dan atau konstipasi, pneumonia, paresis, paralisis, letargi, tremor, berputar dan konvulsi. Pada bentuk akut ditandai dengan anoreksia, depresi, suhu meningkat sampai 41-42º C berlangsung selama 6 hari. Jumlah leukosit menurun (leukopenia) dari 9.000 menjadi 3.000/ml darah. Pada awal sakit hewan mengalami konjungtivitis, dengan air mata berlebihan. Sekresi mata berlebihan bersifat mucous atau mukopurulen. Demam tinggi diikuti konstipasi dan radang saluran gastrointestinal menyebabkan diare encer, berlendir, warna abu kekuningan dan babi terlihat kedinginan. 38 Manual Penyakit Hewan Mamalia Pada kasus subakut yang kurang tipikal, masa inkubasi menjadi panjang dan kelangsungan penyakit klinis yang lebih lama dengan kematian yang terjadi setelah berminggu atau berbulan-bulan. Pada kasus kronis dilaporkan ada 3 fase yakni fase permulaan yang ditandai dengan gejala anorexia, depresi, suhu tubuh naik dan lekopenia. Setelah beberapa minggu nafsu makan dan keadaan umum terlihat membaik dan suhu tubuh turun ke suhu normal atau sedikit di atas normal. Fase kedua ditandai dengan leukopenia yang persisten. Pada fase ketiga, terlihat gejala nafsu makan menurun, depresi, suhu tubuh meningkat sampai terjadi kematian. Babi menunjukkan pertumbuhan yang terhambat, mempunyai lesi pada kulit dan berdiri dengan punggung terlihat melengkung (opistotonus) dan babi dapat bertahan hidup lebih dari 100 hari. Pada hewan bunting ditandai dengan kematian fetus, mumifi kasi, lahir prematur, anomali, lahir dalam keadaan lemah dan tremor. Anak babi terinfeksi in utero yang mati setelah lahir sering menunjukkan perdarahan berupa ptekie pada kulit dan organ dalam
Gejala klinis pada HC., anak babi mengangkat satu kaki (goose stepping) (Sumber : http://www.fao.org/docrep/003/t0756e/T0756E120.jpg.)
3) Diagnosa
Diagnosa HC dapat didasarkan pada data epidemiologi, gejala klinis, patologis anatomis dan histopatologis. Identifi kasi virus dapat dilakukan dengan Flourescent antibody technique (FAT), Agar gel precipitation test (AGPT), Complement fi xation test (CFT), Hemagglutination inhibition (HI), capture ELISA dan polymerase chain reaction (PCR).
4) Pengendalian
1.Pengobatan
Belum ada obat yang efektif untuk mencegah hog cholera.
2. Pelaporan, Pencegahan, dan Pengendalian
a. Pelaporan
Setiap ada kasus swine fever harus segera dilaporkan ke Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat,tembusannya dikirimkan kepada Direktur Jenderal Peternakan atau Direktur Kesehatan Hewan di Jakarta untuk diambil Iangkah-langkah pemberantasan dan pengendalian wabah.
b. Pencegahan dan Pengendalian
Tindakan yang paling efektif untuk mencegah atau mengendalikan penyakit adalah melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin 40 Manual Penyakit Hewan Mamalia aktif yang sudah diatenuasi. Keberhasilan program vaksinasi sangat tergantung dari strain, dosis dan aplikasi vaksin serta status kesehatan hewan yang divaksinasi. Pengendalian dapat dilakukan dengan melalui tindakan karantina.
Tindakan penutupan sementara dilakukan terhadap farm tertular. Semua babi yang pernah kontak dan tertular HC dilakukan isolasi, stamping out atau tindakan pemotongan bersyarat. Lalu lintas ternak babi dan hasil olahannya dari daerah tertular dilarang keluar atau diperjual belikan. Dan di lokasi kasus dicantumkan tanda larangan “Awas Penyakit Menular”.Sesuai dengan peraturan International Terrestial Animal Health Code (OIE) dan European Community (EC) negara pengekspor babi dan hasil olahannya ke negara bebas HC harus menunjukkan pernyataan bebas swine fever berdasarkan investigasi serologis.Hewan yang menderita HC tidak dianjurkan untuk dipotong, tetapi dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus 1999. Manual Diagnostik Penyakit Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Japan International Cooperation Agency (JICA), Jakarta.
Cheng XG 1992. Biochemical and immunological analysis of hog cholera (HEV) lapinized Chinese vacbinal strain (C strain). Sci Agri Sinica 25(3) 78-81.