Ada yang bisa kami bantu?
Penyakit yang sering menyerang Crustacea atau menjadi inang (carrrier) adalah golongan WSSV (White spot syndrome virus). WSSV mampu menginfeksi berbagai jaringan atau organ, antara lain jaringan epidermis, lambung, lambung belakang, insang, jaringan hematopoietik, jaringan ikat, kelenjar internal dan hemolimfe karena kemampuan replikasi yang sangat tinggi (Meng, et, al,. 2011).
Gejala yang sering muncul akibat WSSV adalah munculnya bintik putih yang berukuran antara 0,5 – 2 mm di kerapas, bintik putih ini terutama ditemukan di eksoskeleton dan epidermis udang yang sakit setelah 2 hari pasca infeksi, pada udang yang akan mati tubuhnya berubah menjadi coklat kemerahan sebagai akibat ekspansi kromatofora kutikula (Lio-Po dan Inui, 2014).
Udang yang terinfeksi WSSV akan mengalami perubahan behavior atau tingkah laku yaitu menurunnya aktivitas berenang, berenang tidak terarah, dan sering kali berenang pada salah satu sisinya saja. Mortalitas yang di timbulkan oleh WSSV dapat mencapai 100% dalam waktu 3 sampai dengan 10 hari (Tang dan Lightner, 2000).
Konfirmasi status penyakit WSSV pada populasi udang dilakukan melalui deteksi gen atau DNA WSSV di dalam tubuh udang dengan menggunakan primer spesifik WSSV yaitu dengan primers 146F2 5” GTA ACT GCC CCT TCC ATC TCC A 3” (942 bp) dan primers 146R2 5” TAC GGC AGC TGC ACC TTG T 3” (942 bp).
Keberadaan virus WSSV pada benih udang vanname akan membawa dampak yang besar pada produksi budidaya udang di tambak. Salah satu tindakan pencegahan penyebaran virus di tambak adalah penyebaran benih bebas virus.